Surat Seorang Sarjana

Ketika unboxing hadiah dari teman-teman,
Aku membaca surat yang di alamatkan pada diriku.
Ada sebuah pertanyaan yang membuatku tertegun
“ Tolong berikan saya jawaban tentang apa arti sarjana! ’’

Ku pikir pertanyaan dan diskusi saat sidang sudah cukup memusingkan kepala.
Ternyata pertanyaan dari seorang teman ini lebih menguras pikiran hingga terbitlah surat ini.

Sarjana; bukan sekadar sebuah gelar yang bertambah di ujung suku nama akhirmu. Melainkan suatu pengukuhan bahwa “ Pemahaman dan Mengaplikasikan ’’ telah di predikatkan pada diri seseorang selama proses menempuh ilmu.

Sarjana; tidak menjadikanmu merasa paling gagah di antara mereka yang tak menempuh perguruan tinggi. Malahan ini ialah boomerang bagi kualitasmu apabila tak sebanding dengan sikap dan tindakan sebagai orang yang berpendidikan.

Sarjana; meletakkan kematangan berpikir kritis seseorang dalam memecahkan masalah, barangkali dulu mitos sering menjadi teman untuk menarik kesimpulan. Kini ada tuntutan sesuai beriringan zaman.

Menurutmu, apa arti sarjana itu wahai teman perjuangan ?
Sebelum jauh menelisik pikiran yang tak karuan.

Ada peringatan pada diriku sendiri mengenai ilmu dan makna sarjana.

“ Semua ialah ujian dan nikmat. Aku masih seorang fakir ilmu yang menyandang tiga huruf dalam abjad. Dengan segala hal yang telah berlalu, izinkan aku menjadi diri sendiri dengan kebermanfaatan semampuku. Bila suatu masa aku memilih jalur di luar ilmu ini, maka itulah sebuah pilihan. Selepas acara ceremony bukan hanya kerja apa yang akan aku jalani, melainkan seberapa mampu aku bertahan dengan prinsip bahwa sukses tidak melulu—Orang Dalam—yang berperan. Bukankah kita terlebih dahulu Berdo’a-Ikhtiar-Tawakkal pada Yang Maha Mengetahui, Al-Hakam. Sarjana tidak kubiarkan merenggut cita-cita seorang muslim; kebahagiaan akhirat dengan taat. Sebab, apalah arti sebuah gelar tanpa mampu menjadi pribadi yang Semangat Taat nan Bermanfaat bagi diri sendiri, orang terdekat dan orang yang tak dikenal sekalipun. ’’

Temanku, semoga saja kita tidak tercelup dan larut dengan teror pertanyaan serta pernyataan yang tak membuat kita menjadi lebih baik.

Tolong ingatkan aku. Tolong tegur teman kita lainnya yang tengah gusar perihal akreditasi pula.

Bahwa semua akan baik-baik saja selagi kita meletakkan harapan pada-Nya.

Semoga surat ini sedikit banyaknya mampu menjawab dari gelisahanmu.

- Salam dari Sarjana (Fakir Ilmu)

Comments

Popular Posts