Masa Muda, Enaknya punya Impian apa ?
Di
usia masa muda memang hampir di lalui oleh setiap orang. Kebanyakan diantaranya
berkata “ Hidup Cuma sekali jadi nikmatilah masa muda mu “. Okey, it’s the
simple word but work. Namun, dari kebanyakan orang tidak semua mampu menikmati
masa muda nya dengan huru – hara melainkan memporsirkan waktu dengan bekerja
keras untuk meraih masa depan yang cemerlang.
“ Secemerlang apakah
masa depan tersebut ? Mari bertanya pada diri sendiri! “
Di
kala muda, memang saat nya untuk menentukan langkah – langkah awal untuk membangun
masa depan. But, hal yang perlu diketahui ialah setiap langkah selalu di awali
dengan mimpi – mimpi. Mulai dari mimpi kecil hingga mimpi yang amat besar. Dan
itu semua kembali kepada Sang Pemimpi tersebut bagaimana menata mimpi itu agar
menjadi hal yang nyata.
Akan
tetapi, nyatanya tidak semua mimpi atau katakanlah sebuah impian mampu
diwujudkan. Karena, apalah arti sebuah impian bila tanpa usaha dan do’a.
Sedangkan, perlu diketahui ketiga komponen tersebut saling bersinggungan tak
dapat dipisahkan. Oleh karena itu, sudah kah melibatkan ketiga nya ?
Tak
pernah salah bagi orang – orang yang senang bermimpi. Sebab, apa yang dinikmati
saat ini seperti kemudahan dalam berkomunikasi oleh kemajuan teknologi yang
terus berkembang merupakan salah satu bagian dari impian – impian orang
terdahulu. Lalu, masih tidak yakin untuk memiliki impian di masa yang akan
datang ? Jika ragu, mari diuraikan penyebabnya.
Menurut
Depkes Rentan usia kategori muda berada 17 – 25 tahun. Lalu berapa kah usia mu saat ini ?. Terkait usia nyatanya tidak berpengaruh
besar dalam keberhasilan sebab semua tergantung pada bagaimana persiapan mu untuk
menjemput impian mu itu. Selain dari ketiga komponen yang telah dijelaskan maka
ada hal yang perlu juga dipersiapkan yaitu :
-
Niat
- Strategi
- Aksi
- Rutin
( dalam melakukan sesuatu )
But,
tidak pula menutup kemungkinan setiap orang punya cara nya tersendiri dalam
melakukan hal – hal yang dapat mewujudkan impian. Sebab, semua kembali lagi kepada
Sang Pemimpi.
Sedikit
bercerita, penulis pun juga punya banyak impian. Awalnya memang membingungkan
bagaimana langkah awal untuk mewujudkan impian tersebut. Namun, bersyukur
ketika di awal masuk perguruan tinggi mengikuti acara salah satu UKM di Kampus.
Yang mana mengarahkan agar menuliskan 100 Impian di kertas. Terserah apapun itu
impian nya semua kembali ke individu yang mengikuti acara tersebut. Maka,
penulis pun tak mau ketinggalan sehingga tersusun lah 100 Impian yang kemudian
di pajang pada dinding kamar. And, say Alhamdulillah sebagian Impian itu kini
berangsur tercapai. Hal yang selalu penulis ingat pada saat menuliskan itu ialah
“ Setiap impian yang
kita tuliskan adalah cara meyakinkan diri hal tersebut bisa digapai “ kata salah satu mentor tersebut.
Lalu, apakah semuanya
benar ? IYA. Meskipun
masih beberapa impian yang belum terwujud tak seharusnya menyurutkan semangat
agar terus mewujudkannya.
“ Jika pikiran saya
bisa membayangkannya, hati saya meyakininya, saya tahu saya akan mampu
menggapainya “ (
Jesse Jakson )
Akan
tetapi, adapun sebagian orang juga takut untuk bermimpi di masa yang akan
datang terlebih lagi jika sedang memasuki usia setelah menamatkan perguruan
tinggi. Hal ini dikarenakan, bahwa memang hidup tak semudah apa yang kita bayangkan.
Sehingga muncullah berbagai paradigma dengan “ Ah, aku ini tidak bisa apa – apa. Lalu apa yang hendak aku capai
dikemudian hari ? “.
Kemudian
mulai lah, kata – kata yang mengacu pada mengutuk diri sendiri. Padahal menurut
penelitian psikologi, hal – hal yang kita ucapkan kepada diri sangatlah
berpengaruh besar untuk perkembangan otak dan emosional seseorang. Hal inilah
yang memicu segelintir orang benar – benar dalam keadaan tidak percaya diri.
Well,
memang terkadang impian itu terlihat mustahil namun bukan berarti kita tidak
mampu mencapainya. Hanya saja, kita perlu menurunkan sedikit kadar keberhasilan
tersebut dari awalnya 100% menjadi sekian persen sesuai dengan kemampuan diri.
Sejalan
pula dengan gambar dibawah ini muncul dari video teman kuliah membagikannya dalam akun media sosialnya
seolah memberikan sebuah renungan.
So,
bagaimana ? masih belum yakin harus mempunyai impian di masa muda ? Nah kata
bang Raditya
“
Kalo mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan oleh orang lain “
Dalam
hal ini bang radit mengarahkan agar dapat menurunkan sedikit tingkatan impian tersebut
menjadi sesuai dengan kemampuan. Tapi, jangan pula karena menurunkan
tingkatannya membuat diri tak mau mencapai hal – hal besar. Sebab, Impian adalah sebuah harapan yang akan
membawa jiwa dan raga kita menyadari perlu ada hal – hal yang dicapai agar diri
merasa bahwa kita ini HIDUP. Bukannya robot
yang sudah secara sistematis menjalankan suatu program hingga masa nya habis.
“ Harapan adalah
kebutuhan dalam setiap Kondisi “ ( Samuel Johnson )
“ Kamu harus bermimpi
sebelum mimpimu menjadi kenyataan “ ( Abdul Kalam )
“ Seberapa besar kesuksesan
anda di ukur dari seberapa kuat keinginan anda, setinggi apa mimpi – mimpi anda,
dan bagaimana anda memperlakukan kekecewaan dalam hidup anda “ ( Robert
Kiyosaki )
Semoga
kata – kata penyemangat dari orang – orang hebat tersebut dapat memotivasi kita
untuk mewujudkan Impian di masa muda ini. Terserah apapun itu impian mu, setidaknya
selagi tidak merugikan orang lain kenapa harus mundur dan takut. Jika, sebenarnya
hal yang membuat diri takut ialah kekecewaan mendalam ketika impian tak mampu
diwujudkan. Ah, sudahlah kita harus memiliki mental baja untuk menghadapi
setiap rintangan dalam mewujudkan impian. Lalu, jika tetap tidak mampu wujudkan
impianmu maka bersabarlah. Tuhan selalu punya rencana bagi Hamba – Hamba nya
yang tak pernah lelah berjuang. Mungkin, ada hal yang jauh lebih besar yang
kelak di dapatkan jauh dari apa yang menjadi Impian.
So,
Apa Impian mu di masa muda ? Punya pekerjaan baik ? Sahabat yang Baik ? Punya
rumah Impian ? Menjadi seorang Konseptor ? Menikah muda *Eh atau Mempunyai
Pasangan yang baik ? Menjadi manusia yang berfaedah bagi sesama ? dan sederet impian lainnya . . .
Miliki
lah Impian mu dan gapai lah :) Lalu temukan kebahagiaan mu di
masa muda dan masa yang akan datang. . .
Kolaborasi
Opini : Coretahnhiroe.blogspot.com X Sashimisanti.blogspot.com
Sumber Gambar : Pinterest dan Hasil Edit screenshoot Video
Hai, terima kasih karena telah memposting sesuatu yang sangat bermanfaat dan menginspirasi seperti ini. Tentu saja, kita sebagai anak muda mempunyai banyak keinginan, seperti yang penulis jabarkan di atas, penulis menuliskan 100 impian yang ingin penulis capai. Untuk saya pribadi, saya bukanlah tipe orang yang senang di dunia nyata, saya senang berada di alam mimpi, mengeksplorasi otak saya untuk berkreasi di dalam mimpi. Tapi, ketika saya bangun dan memulai hidup dengan kenyataan, saya sulit sekali tenang. Hal ini berbanding terbalik dengan saya yang ada di dalam mimpi. Seburuk apapun keadaan di dalam mimpi, saya selalu bisa menikmatinya. Lantas, kenapa di dunia nyata saya tidak bisa senyaman di dalam mimpi?
ReplyDeleteDan mengenai 100 impian yang penulis tulis di secarik kertas, bagaimana penulis tau bahwa 100 impian itu adalah apa yang benar-benar penulis impikan? Apakah impian yang penulis tulis adalah apa yang penulis butuhkan? Atau malah hanya sekadar keinginan? Karena kita—anda dan saya—sulit sekali membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
Saya ingin tau, bagaimana penulis yakin dengan 100 impian penulis itu? Saya pribadi bahkan tidak ada impian khusus di dunia nyata, saya punya banyak mimpi yang sudah saya rancang di alam mimpi. Dan kembali ke dunia nyata, apa yang saya impikan adalah sisa dari mimpi saya yang semalam. Saya berimpian menjadi Agent FBI, tentu saja itu mimpi yang sangat besar dan sulit, tapi itulah mimpi yang saya maksud. Saya menganggap bahwa impian adalah apa yang tidak bisa saya capai, karenanya saya bermimpi.
Ah, rasanya ini terlalu panjang, dan mungkin saya telah keluar dari topik yang dibicarakan. Saya harap penulis memahami maksud saya dan bisa setidaknya memberikan pencerahan kepada saya tentang, "mengapa kita harus bermimpi di dunia nyata? Kenapa kita harus memiliki impian? Bagaimana membedakan impian yang kita butuhkan dengan impian yang kita inginkan? Lantas bagaimana menyikapi jika impian yang kita mimpikan tidak terealisasi?".
Sebagai penutup, saya mengutip dari ucapan seorang Idol, begini: "Tidak apa tidak mempunyai mimpi, asalkan kamu hidup bahagia".
Sekian dari saya, terima kasih
Dee.
Hello Dee. Terima Kasih atas kesetiaan mu hadir dalam tulisan blog ini. Baiklah saya mau menanggapi pertanyaan mu terkait ini. Alasan " Kenapa Kita harus bermimpi di dunia nyata " sebab kita hidup dalam kenyataan yang tidak mampu kita hindari layaknya sebuah pilihan dan tujuan. Maka, bermimpi di dunia nyata merupakan hal yang akan di alami oleh setiap orang selagi ia mampu mempergunakan akal sehat dan hati nurani nya. sebab, bermimpi di dunia nyata secara tidak langsung jalan dari mimpi mu di dunia lain. lalu pertanyaan kedua " Mengapa kita harus memiliki impian ? " sebagai wujud bahwa kita tidak sekedar hidup bagaikan robot yang akan kehilangan masa. Kemudian, pertanyaan tentang membedakan mana impian yang dibutuhkan dan diinginkan " saya rasa Dee cukup bijak dalam membedakan ini. Menurut penulis, Sesuatu Impian yang kita butuhkan adalah mutlak yang harus di Wujudkan sedangkan Impian yang diinginkan tidak lain hadir dari kumpulan - kumpulan imajinasi yang lahir dari si Pemimpi tersebut. Serta, pertanyaan terakhir " Bagaimana menyikapi nya jika impian tersebut tidak teralisasikan " Hal pertama yang harus dilakukan adalah ikuti kata hati mu. Jika ingin menangis, maka menangislah. Jika ingin tertawa, maka tertawalah. Setiap emosi perlu dilontarkan dengan cara nya masing - masing. Tapi, tetap dalam kontrol emosional itu sendiri. Hingga tidak keblablasan dalam mengekspresikan diri.
DeleteDan, untuk mu Dee. Kau orang yang amat mampu menterjemahkan impian mu. tentang kegilaan dan kewarasanmu. Maaf, jawaban penulis ini belum mampu memuaskan pertanyaanmu.
Terimakasih :)