Menemukan dan Ditemukan
Tentang
apa yang membuatmu berdebar – debar, menangis hanya karena hal – hal kecil,
tertawa sebab lelucon ringan, tersenyum bila mengingatnya, marah kala
diabaikan, cemburu disaat waktu – waktu tak terduga, rindu ketika berbicara
jarak, malu – malu bila bertemu, cemas dengan tingkat yang kadang diluar batas,
takut jika kehilangan, dan masih banyak lagi tentang ekpresi yang dirasakan
jika seseorang merasakan Cinta.
Untuk
meneruskan kembali tema tantangan tentang “ Cinta “ telah diawali dengan
ungkapan berbagai ekspresi yang dialami oleh seseorang ketika sedang mengalami
Perasaan Cinta.
Setiap
orang mempunyai pendapat yang beragam tentang Cinta itu sendiri. Ada yang
mengatakan bahwa Cinta itu hal konyol, ribet, bahagia, hanya akan menyakiti diri,
dan lainnya. Mungkin hal ini ditujukan kepada orang – orang ketika mengalami
cinta kepada lawan jenis.
Sebenarnya cinta itu tidak hanya
tentang Kamu-Doi saja. Namun, juga tentang hubungan cintamu dengan Tuhan,
Sesama Manusia, dan alam sekitar. Nah, kalau begini pasti ekspresi tentang
Cinta tadi tidak hanya lagi hanya sebatas menimbulkan Ke-egoisan. Malah membuat
diri menjadi lebih bijaksana dalam merasakan Cinta itu.
Hal yang paling utama dalam urusan
Cinta ialah mencintai yang meng-Anugerahkan cinta, yaitu Allah SWT. Sebab,
tanpa izin dari-Nya tentu diri tidak akan dapat merasakan Cinta. Selain itu,
hanya kepada-Nya Cinta yang teramat tinggi diri berikan bukan kepada
Makhluk-Nya yang mudah goyah dan khilaf. Dan, sudah seberapa besarkah cintamu
kepada Sang Maha Kuasa ? ( Silakan jawab berdasarkan kata hatimu )
Selanjutnya, Cinta kepada Orangtua
dan sesama manusia. Ini tentang Cintamu terhadap sikap dan sifat dari Cinta,
yaitu menghargai dan mengasihi. Dan, berupaya memberikan yang terbaik bagi
mereka dalam kebahagiaan.
Nah, bagaimana jika Cinta terhadap
lawan jenis ?
Menemukan
Aku
pernah mengalami fase pacaran dalam hidupku. Aku kira itu Jatuh Cinta, padahal
yang sekadar ketertarikan saja. Kala itu, aku rasa terlalu dini untuk
merasakanya. Atau, bisa dikatakan Cinta Monyet. Karena, hanya sekadarnya saja.
Bahkan, belum paham makna Cinta secara utuh. Pikirku cinta itu ya cukup dengan
kata – kata tanpa perlu ada bukti yang jelas. Jika seseorang telah membuat
jantungmu dag-dig-dug, pikirku itu sudah mengalami Cinta, nyata tidak
sesedarhana itu gejalanya. Karena, bila hanya itu saja artinya ketika bertemu
dengan orang – orang baru, tandanya sedang mencintai mereka. Tentu tidak, hehe.
Hari
– hari berjalan dengan begitu cepat. Telah kutemui berbagai macam karakter
manusia, terlebih ketika menjalani hubungan. Dulu, aku selalu ingin mempunyai
seseorang yang kucintai sedari masa remaja, dapat berharap sampai ke jenjang
serius. Hanya dengan satu orang. Aku sebenarnya tidak ingin memberikan
perhatian kepada orang – orang yang belum tentu bersamai jalanku ke depan.
Namun, wanita sering dibalut perasaan yang halus sehingga bila bertemu pada
seseorang yang pikirnya baik dan mau nerimanya kala itu, ya diberikan saja
perhatian itu secara utuh.
Nyatanya
Cinta tak hanya tentang perhatian. Akupun turut belajar memahami dari kejadian
masa kelam, yang semoga saja mendewasakan cara berpikir tentang Cinta dan
maknanya secara baik. Begitu pula, dari pengalaman orang – orang terdekat yang
kerapkali berbagi cerita tentang kisah jalinan cinta mereka yang tidak hanya
lurus – lurus saja.
Setiap
orang mempunyai kisah cintanya masing – masing. Adapun terhadap rasa cinta yang
tumbuh terkadang diawali dengan kejadian – kejadian yang tidak biasa. Biasanya
sih ya, Cinta Pandangan Pertama, atau Cinta yang terpendam lama. Berdasarkan
latar belakang Cinta yang tubuh, semua ialah sebuah cara. Tentang menemukan
rasa yang berdesir di dalam hati. Membuat kerapkali gelisah tidak jelas
alasannya. Tersenyum lega disaat yang tidak pernah terduga.
Apapun
itu, perihal Cinta ialah tentang hidup. Bagaimana menghargai setiap kesempatan
yang hadir dalam perjalanan panjang. Memaknai segala polemik terhadap
mengendalikan perasaan. Bersikap yang sering membuat tidak biasanya dilakukan.
Namun, diantara lainnya. Hal yang paling tidak ingin dirasakan ketika menemui
Cinta ialah patah.
Ketika
di usia belia pada masa merasakan Cinta ala – ala tersebut aku mengalami patah
hati. Itulah kali pertama aku mengetahui rasa sakitnya. Awalnya semua seakan
runtuh, kecewa yang membumbung, sedih yang amat kalut, bingung yang tiba – tiba
saja menghampiri. Semuapun aku lalui dengan baik – baik yang pada dasarnya aku
tak baik – baik saja. Di masa itu akupun belajar bahwa Cinta tidak hanya
membuatmu menikmati rasa Bahagia, tetapi Duka tentu saja akan menghampirimu
kapanpun dan dimanapun. Kau hanya perlu menerima dan menjalaninya. Sebab, kau
harus tau ujian kehidupan seperti ini tidak ada edisi pemberitahuannya. Semua
serba dadakan.
Setelah
merasakan patah akhirnya aku pun memproses diri agar menjadi pribadi yang lebih
baik dari hari kemarin. Bahkan, sudah tidak dan amat tidak tertarik lagi untuk
fase pacaran. Sebab, rasanya semua belum menunjukkan sebuah kepastian. Hanya
segelintir orang yang mampu bertahan hingga ke tahap lebih lanjut. Selebihnya,
kembali bergonta – ganti insan dalam hidup dengan masih memiliki harapan bahwa
“ The Only One to go next chapter “. Setidaknya, mereka adalah orang – orang
yang tangguh dengan keberanian yang luar biasa bahwa Bahagia itu dapat
dirasakan oleh siapapun selagi kau tak pernah menyerah mewujudkannya.
Dan,
perlu diketahui bila diawali dengan cara yang baik maka, baik pulalah akhir
dari kisah tersebut. Namun, jika dengan segala tergesa – gesa tanpa
mempertimbangkan segala resiko, ya. Siap – siap dengan akhirnya yang tak pernah
mampu diduga.
Kini,
aku menemukan bahwa Cinta bukan tentang bagaimana kau merasakan Bahagianya,
melainkan Bagaimana kau mampu bangkit dari segala keterpurukan dan
keputus-asaan terhadap sebuah harapan baru yang lebih baik. Belajar memahami,
mengisi, dan menguatkan satu sama lain. Maka, kau akan merasakan ikhlas yang
teramat dalam mencintai seseorang.
Ditemukan
Apa
yang membuatmu menjadi yakin terhadap orang asing untuk hadir menyelami
kehidupan dirimu? Pikiran awal bahwa ia hanya mengusik, membuatmu, lalu siap
untuk meninggalkanmu dalam sekejap. Seseorang yang pernah dikecewakan bukan
berarti langsung menjadi tangguh dan berani membuka lembaran baru dalam
hidupnya. Bukan pula, lemah karena belum mampu beranjak dari bayang – bayang masa
lalu.
Segelintir
orang berhasil bebas dari kungkungan prasangka skeptis perihal masa depan yang
jauh lebih baik. Menata semangat dengan optimisme bahwa bahagia itu dirasakan
bukan dicari. Begitu pula dengan Cinta, kebanyakan orang berpikir Cinta itu
perlu dicari, padahal Cinta tidak saling mencari melainkan menemukan satu sama
lain kepingan hati yang akan saling melengkapi.
Dengan
jeratan kesana – kemari untuk menemukan Cinta sejati, malah tidak menyadari
orang – orang disekelilingmu yang paling berpotensi untuk dicintai. Aku pun setelah
kembali untuk membuka kepercayaan terhadap seseorang yang akan masuk dalam hidup
juga pernah memikirkan bahwa Cinta itu dicari sampai – sampai aku melupakan
kadar Cinta yang dapat membuat dada berdebar bila melihat seseorang atau
katakanlah pujaan hati. Hingga pada akhirnya, aku merasakan hal itu lagi. Melalui
sikap dan tindakan seseorang yang menunjukkan perasaannya dengan cara yang
cukup unik. Ia memilih diam dan menaham perasaan itu, hanya bisa merasakannya
sendirian tanpa memaksaku untuk mengetahuinya.
Cinta
terkadang sediam itu. Tapi, dengan
diamnya aku pun menyadari bahwa ada seseorang yang masih dan senantiasa dengan
perasaan yang sama. Terenyuh, kaget dan haru. Semua terasa bagai mimpi, kini
aku pun menikmati setiap jengkal perasaan dan jalur waktu yang terus bergulir. Jika,
saja nanti akan kembali dipatahkan, aku harus berjuang sebelum menerima hal –
hal yang impian dan mimpi terkubur sia – sia.
Tapi,
ntahlah Cinta yang kali ini menemukanku rasanya tak ingin aku biarkan begitu
saja dengan jejak penyesalan. Pada akhirnya aku memutuskan untuk melibatkan-Nya
dalam urusan ini, agar segala rasa menjadi nyata menuju tahap ikatan sekali
ijab. Semoga saja.
Dan,
untukmu yang juga mengalami seperti aku. Bersabarlah, lika – liku itu akan
selalu ada namun percayalah dengan mengikutsertakan-Nya. Semua akan menjadi skenario
terbaik bagi jalan hidupmu.
Sekali
lagi, lihatlah dengan hati nurani barangkali setengah keping hatimu ada pada
orang – orang dalam lingkaran pertemananmu.
Hargailah,
ia. Sebab kau sangat berarti, Teman.
Comments
Post a Comment