Mata Indah untuk Lali

Lali hanyalah burung kecil yang hinggap dari pohon ke pohon.
Terbang menembus kapas halus yang mengawang di langit biru.

Dalam terik matahari;
Kehausan menapak di kerongkongan yang hampir kering;
Tak pernah dilalui oleh setetes air dari bias embun habis di dedaunan tadi pagi.

Kembali mengembara Lali;
Ikut arah angin barat yang menandakan musim perantauan.
Hanya sendiri, seorang diri.

Tiada tampak penghujung lembah yang menjadi tujuan Lali mengepakkan sayap;
Sesekali melirik kawan-kawan yang berkelompok tanpa kepakan sayap berarti.

Di penghujung petang.
Dengan semburat merah lembayung hinggap di rona langit.
Lali, mengistirahatkan diri pada goa - goa yang tak pernah ia kenali.

Menanti gelap yang segera datang;
Burung Lali mengepakkan sayap dengan pikiran yang ntah dimana rimbanya;
Bagaikan seorang pengelana yang tak tau tujuannya.

Lali terus terbang melesat beriringan dengan dingin angin malam.
Akhirnya, ia menemukan cahaya putih dalam bola mata yang membuatnya berhenti di pepohonan rindang.
Mata yang kini menjadi pengobat duka dan lara; kala ia tak memiliki seorang kawan Setia mengembara di tanah Rantau.

Lali, jatuh Cinta pada Mata Indah yang hadir pada Burung yang membuatnya terpesona;
Kini, Lali hidup dengan penuh tujuan dan harapan. Tentang perjuangan Cinta pada Kekasih yang menerima hangatan sayap Lali; diantara hidup dan mati.

Jambi, 17 September 2018

Comments

  1. Lali was a little bird
    Afraid of the big, wide world
    She grew up within her castle walls
    Now and then she tried to run
    And then on the night with the setting sun
    She went in the woods away
    So afraid, all alone

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts