Rakyat tidak pernah Miskin

I
Kami kaya dengan rasa syukur; makan seadanya bersama sanak keluarga. Pagi melangkah -- Siang bekerja
Larut malam kami berdo'a.

II
Kami kaya dengan memberi; demi menghidupi pemangku kepentingan. Agar mereka bisa terus mencukupi gaya hidup atas segala godaan.

III
Kami kaya dengan praduga; teringat pada janji klasik kala jumpa orang-orang yang teriak lantang " Aku bersama Kalian ". Hanya seperempat tergapai, sisanya ditelan waktu yang melambat.

IV
Kami Rakyat yang tidak pernah Miskin; membayar pajak tuk sekalian alam. Memoles tubuh dengan do'a agar luka dikhianati tak menganga. Siapalah kami ini?
Kami tertegun pada ilusi " Dari, Oleh dan Untuk "
Cobalah sejenak merenung.
Kami Rakyat yang tidak pernah Miskin; berjalan atas rasa percaya diri sendiri, sebab tiada daya menaruh harap pada yang berdasi dan pandai berdalih.

23 juni 2019
01:46 pm

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Kami tidak pernah menaruh harap pada petinggi yang berjas rapi dan berdasi, tidak ada daya, hanya menggeleng percuma.
    Apalagi berharap pada penjahat berkerah putih yang sedang menghadiri rapat di ruang sebelah sana.
    Mereka semua terlihat serupa.
    Berlagak gigih nan tertatih-tatih, padahal yang dirintihkan hanyalah sekecil benih.
    Ya, kami tidak pernah miskin, tapi aku, hanya aku.
    Karena miskin adalah identitasku, miskin adalah warisan negeriku.
    Bahkan nanti anak cucuku pun juga akan seperti aku.

    —Hooman.
    Baru saja, terinspirasi dari tulisan Si Hiroe.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts