Bermukim
Menyeka mata dari inap nan lelap,
Bersandar teduh mimpi di sebelah bahu.
Teringa-inga; aku yang takjub.
Barangkali ini dongeng di novel-novel itu.
Warita nan berantai-rantai,
arsipkan segala suaka tanda.
Kekasih,
Tinta amat pekat, lalu
Bagaimana rasaku padamu? Ah, kau tau itu.
Semenanjung,
Tudung Kau-Aku
Menjelma hidup abadi
Dalam puisi.
Dan,
Kau-Aku bermalam ria
Menyulam aksara; jadi nyata.
Kala bermukim di kota idaman segala raga.
Teluk kenali, 29 Oktober 2018
Bersandar teduh mimpi di sebelah bahu.
Teringa-inga; aku yang takjub.
Barangkali ini dongeng di novel-novel itu.
Warita nan berantai-rantai,
arsipkan segala suaka tanda.
Kekasih,
Tinta amat pekat, lalu
Bagaimana rasaku padamu? Ah, kau tau itu.
Semenanjung,
Tudung Kau-Aku
Menjelma hidup abadi
Dalam puisi.
Dan,
Kau-Aku bermalam ria
Menyulam aksara; jadi nyata.
Kala bermukim di kota idaman segala raga.
Teluk kenali, 29 Oktober 2018
Comments
Post a Comment