Saya dan Kekasih

Saya memberikan sebuah kepercayaan yang tak ingin setengah-setengah
Diawali rasa takut yang tak pernah main-main
Menerobos ketidakmasuk-akalan imaji yang sempat tertoreh
Akhirnya Saya menyadari ruang yang sudah lama tak pernah disinggahi dalam waktu yang cukup lama.

Pagi itu Saya melihat seorang yang tak pernah terbesit pada pikiran
Hanya saja, seolah terburu-buru
Namun, salah besar.
Kondisi saat itu membuat luapan di dada yang lebih dahsyat dari sebelumnya.
Apakah ini semacam Turbulensi ketika di pesawat?

Perlahan-lahan Saya mengejawantahkan setiap kode-kode yang telah ada jauh sebelum adanya Ia
Mengerti dan mencoba memahami apapun situasi yang sama sekali sulit diterka
Menuju semester ini banyak hal membuat diri sadar akan segala kemungkinan
Entahlah, Keyakinanlah yang menguatkan diri.

Saya terlena terlalu membuat semua adem-ayem tanpa celah
Padahal dalam suatu frekuensi hubungan perlu adanya ruang
Ruang menyepi tuk menyadari
Kesunyian yang mendatangkan Rindu tak berkesudahan
Lalu, rasa butuh yang saling melengkapi.

Saya setidaknya belum terlambat tuk sadar
Memperbaiki apa yang salah
Memanfaatkan kesempatan yang masih tersisa
Menghindari dakar yang sempat renggut cakap-cakap.

Pada malam itu
Saya membiarkan Seseorang itu mendeklamasikan petuah terbaiknya untuk saya.
Saya sadar bahwa Kasih sayang dan Cinta tak selalu lurus-lurus
Perlu adanya jeda sebentar saja
Agar, segala sesuatu tetap baik-baik kedepannya.
Terima Kasih, Kekasih; Pakanira


Jambi, 06 Oktober 2018

Comments

Popular Posts