Mengejamu


Aku pernah mengalami patah. Menyerah pun menjadi bagian yang tidak dapat dihindari. Setelahnya, membuat dada kian sesak dengan keadaan yang makin menekan. Berusaha membaca setiap kejadian, alih – alih menemukan jawaban namun ketidakpastian turut serta menyurutkan harapan.

Hari berlalu tanpa peduli tentang apapun yang tengah bergejolak di alam semesta. Berangsur – angsur aku memilih menyembuhkan luka dengan caraku sendiri. Meramu obat. Agar aku lekas pulih dari keterpurukan dan putus-asa.

Tibalah pada masa, ketika aku menemukan kata-kata dan sebuah kisah. Mencari tau dan celah dari setiap apa yang diutarakan oleh seseorang yang baru kukenal dalam gerlap malam dan temu kala Matahari sedang menari.

Aku kembali mengeja. Menelaah maksud kedatangannya yang akan menjadi bagian sejarah hidupku. Apakah ia datang membawa pelajaran baik atau entahlah. Kusibukkan untuk menyelesaikan kisah tersebut. Sebelum bertaut dengan jalan yang aku belum tau kemana arahnya.

Sejauh ini aku telah menyelesaikan kisah yang direkomendasikan olehnya. Terdapat berbagai macam polemik dan klimaks yang haru biru. Aku teringat dengan Tokoh yang memimpikan “ Jalinan Cinta Yusuf dan Zulaika “. Sontak keinginan untuk mengenalmu semakin menjadi – jadi. Tapi, aku sadar. Semua membutuhkan proses lagi perjuangan.

Aku memulai mengejamu, dirimu. Langkah awal kutempuh dengan rajutan teka – teki. Lalu, membawamu bertanya – tanya apa maksudku. Dan, kini kubiarkan juga diriku agar  di baca olehmu. Sesekali – kali rasa takut membuncah di dadaku. Kemudian, kuikutsertakan dirimu menjadi cemas. Ketahuilah. Aku menikmati setiap rangkaian hal – hal yang terus menjadi bingkai; Kita.

Disini. Dengan perasaan yang sama. Aku selalu ingin belajar mencintai dirimu dengan caraku.


Comments

Popular Posts