Pakanira II
Mendung di tengah hari,
Senyap dari cakap - cakap, yang menggiurkan jerami menari dengan riang.
Parau suara itu,
Telah menjadi dering--
Sebelum lelap.
Akan tetapi,
Seketika bungkam saat kalimat menohok, bercibir ragu,
yang ciptakan desap pada hati yang dicintai.
Aku yang anani, oleh ingin yang aku tak tau jua.
Berkali-kali, membuat kecewa.
Wahai yang di sana, di mana saja.
Kukatakan apa - apa saja, yang mau kau tau.
Berilah, kesempatan.
Agar jelas, tak muncul tanya - tanya gelisah.
Sebab, Utopia yang telah dibincangkan,
Aku mau mewujudkannya denganmu.
Hanya denganmu, Pakanira.
Dan, kini.
" Aku merindukanmu "
Comments
Post a Comment